Pentingnya Fungsi dan Peran Seni dalam Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar
Pentingnya
Fungsi dan Peran Seni dalam Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar
A.
Fungsi
Seni dalam Pendidikan Seni Rupa di SD
Fungsi seni di Sekolah Dasar adalah:
1.
Sebagai media ekspresi
Seringkali anak kurang mampu
mengeluarkan isi hatinya lewat bahasa lisan, dan bagi anak, bahasa tulisa lebih
sulit untuk digunakan mengungkapkan isi hatinya. Dalam keadaan seperti itu,
seni dapat membantu mengekspresikan idenya.
2.
Sebagai Media Komunikasi
Komunikasi mengandung arti keinginan
untuk menyampaikan sesuatu pada orang lain. Keinginan berkomunikasi dapat
melaui berbagai media seperti suara, tulis, gerak, dan gambar. Melalui suara
komunikasi dapat diwujudkan dalam bentuk nyanyian atau musik.
3.
Sebagai Media Bermain
Bermain merupakan ekspresi babas yang
paling jelas yang ada pada anak-anak, merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh
anak-anak yang paling murni. Bermain dapat dilaksanakan dalam pelajaran
kesenian. Baik secara disadari maupun tidak, dalam kegiatan ini, anak dapat
bermain sesuai pembawaannya. Karena kegiatan kesenian cenderung kearah
artistic, maka kegiatan bermain juga cenderung pada permainan artistic.
4.
Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni
Pendidikan seni rupa yang ideal
memberikan kesempatan kepada anak yang berbakat untuk memelihara dan
mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolahnya, sehingga ia dapt menjadi
senirupawan.
B.
Peran
Seni dalam Pendidikan Seni Rupa di SD
Dalam dunia pendidikan terutama untuk
Sekolah Dasar, seni mempunyai peran yang penting untuk menunjang
perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa dengan belajar
seni, yaitu sebagai berikut:
1.
Memberikan fasilitas yang
sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas).
2.
Melatih imajinasi anak, ini merupakan
konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya dalam berekspresi seorang anak
mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan latihan imajinasi yang dapat
berangkat dari pengamatan maupun hasil rekapitulasi kejadian yang telah di
rekam oleh otak.
3.
Memberikan pengalaman estetik dan mampu
memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap suatu karya seni
sesuai dengan mediumnya.
4.
Pembinaan sensitivitas serta rasa pada
umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik dan fiksi
imajinatif.
5.
Mampu memberikan pembinaan keterampilan
yaitu dengan membina kemampuan praktek berkarya seni kerajinan. Hal ini berguna
untuk mempersiapkan kemampuan terampil dan praktis sebagai bekal hidup di
kemudian hari.
6.
Mengembangkan kemampuan intelektual,
imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi
terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan
mancanegara.
7.
Siswa memiliki pengetahuan, pengalaman
dan kemauan keras berkarya dan berolah seni, serta kepekaan artistik sebagai
dasar berekpresi pada budaya bangsa. Tujuan tersebut pada dasarnya adalah
menyiapkan anak untuk berpengetahuan, bercakapan dan berkemampuan dalam tingkat
dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
8.
Menumbuh kembangkan sikap profesional,
kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan.
Seni sebagai alat pendidikan dalam
pendidikan seni bukan semata-mata bertujuan untuk mendidik anak menjadi seniman
melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas
permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina
kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain itu, seni juga mempunyai peran
penting terutama dalam konstelasi kurikulum pendidikan, antara alain yaitu:
1.
Seni sebagai bahasa visual
Anak usia Sd dalam kehidupannya sangat dekat dengan
kegiatan kesenian atau dapat dikatakan “tiada hari tanpa seni”. Kegiatan
berseni merupakan kebutuhan anak dalam mengutarakan pendapat, berkhayal atau
berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk yang ada di sekitar anak, dan
merasakan perasaan (gembira, sedih, dll). Dalam konteks seni berperan
mengemukakan pendapat tampak ketika anak menyanyi atau menari ataupun menggarka
bertema maupun tanpa tema.
2.
Seni membantu pertumbuhan mental
Perkembnagan simbol rupa terjadi pada saat anak
ingin menyatakan bentuk yang difikirkan, dirasa, atau dibayangkan.
Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak.
Pada suatu ketika pertumbuhan badan seorang anak lebih cepat daripada
perkembangan pikirannya. Ketidaksejajaran perkembangan anak tersebut
menyebabkan puls perkembangan gambar anak dengan gambar lain yang normal, oleh
karena itu terjadi variasi gambar anak. Hal ini seiring dengan perkembangan
nalar pada diri anak. Bagi anak yang mempunyai perkembangan yang berbeda,
dimana fungsi nalar sudah berkembang lebih cepat dari pada ekspresinya maka
peristiwa tersebut berpengaruh juga dalam gambar. Beberapa figur akan
diungkapkan berbeda dengan anak yang lainnya, anak di suatu tempat tidak akan
sama dengan yang lain. Namun, pada dasarnya pada usia SD yang lain.
Perkembangan emosinya ditandai oleh perkembangan keseniannya. Kondisi ini akan berubah
jika perkembangan penalaran anak juga berubah. Sekitar tujuh sampai dengan
delapan tahun (antara kelas I dan II) merupakan usia perkembangan penalaran
anak, amak pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya
terdapat anak yang penalarannya dan perasaannya kuat. Biasanya tipe anak yang
kuat cenderung menggambar dengan nuasa garis lebih dominan. Maka figur atau
objek lukisan ditampilkan lebih realitis. Sedangkan anak bertipe perasaam
(emosional) ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna yang kuat dimana
terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok daripada yang lain.
3.
Seni membantu balajar bidang lain
Dalam mendidik dan membimbing
seorang anak diperlukan pengembangan kecerdasan yang berupa linguistik
(bahasa), matematika, visual (spasial), kinestetik (perasaan), musikal,
interpersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimunculkan oleh setiap mata
pelajaran. Namun demikian, mempunyai karakteristik tugas misalnya linguistik
mengembangkan keberanian tampil mengemukakan pendapat. Jika seorang anak tidak
berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka kesemuanya
harus dilatihkan agar berjalan beriringan.
http://rumahtugasa209.blogspot.com./2011/10/pendidikan-kesenian-fungsi-seni.html?m=1 http://threenafathy.blogspot.com/2013/05/fungsi-seni-rupa-di-sd.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar