Senin, 04 Januari 2016

Mengapa Manusia Berinteraksi dengan Dunia Luar



Mengapa Manusia Berinteraksi dengan Dunia Luar
A.  TENAGA-TENAGA PENDORONG PADA MANUSIA
Dorangan nafsu (diften) ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan mengejar kepuasaan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya, dorongan nafsu dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1.        Dorongan Nafsu Mempertahankan Diri: mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari kehidupan untuk hidup tetap aman, dsb.
2.        Dorongan Nafsu Mengembangkan Diri: dorongan ingin tahu, melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
3.        Dorongan Nafsu Mempertahankan Jenis: terjelma dalam adanya perjodohan dan perkawinan serta dorongan untuk memilihara dan mendidik anak-anak.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu menjadi 4 macam, yaitu:
1.        Dorongan Nafsu Vital (Hayati): ialah daya pendorong dalam diri manusia yang diarahkan pada tercapainya nilai-nilai atau benda-benda yang berfaedah bagi organisme (jasad).
2.        Dorongan Nafsu Egois: nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab.
3.        Dorongan Nafsu Sosial: nafsu ini mendorong manusia untuk berkumpul dan mengadakan kontak dengan manusia lain, berupa persahabatan, perkawinan, dsb.
4.        Dorongan Nafsu Supra Sosial: dorongan nafsu ini  diarahkan kepada penghayatan atas perhubungan dengan Yang Maha Kuasa, sebagai asal segala yang ada.
B.  DAYA-DAYA/ALAT-ALAT INTERAKSI MANUSIA DENGAN DUNIA LUAR
Macam-macam daya yang terpenting, antara lain:
1.        Pengamatan
Pengamatan ialah suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui atau dengan menggunakan alat indera. Fungsi pengamatan ini disebut fungsi reseptif (menerima) dan berlaku pada masa sekarang. Faktor-faktor penyebab terjadinya suatu pengamatan:
a.       Perangsang
b.      Alat indera
c.       Otak
d.      Perhatian
2.        Ingatan
Daya ingatan adalah daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesan-kesan. Dari hasil penyelidikan psikologi, bahwa ingatan pada anak-anak dibawah umur 10 tahun pada umumnya masih tercampur dan dikuasai oleh fantasinya. Ingatan anak yang berkembangan dengan baik diantara umur 10-14 tahun. Diatas umur 14 tahun kekuatan menerima pelajaran masih selalu bertambah, tetapi kekuatan mengingat-ingat makin berkurang (terutama ingatan mekanisnya).
3.        Fantasi
Fantasi ialah daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada. Menurut Montessori (seorang ahli didik Italia), berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik dikembangkan pada diri anak-anak karena melatih fantasi pada anak-anak itu berarti mengajar berdusta. Sedangkan Frobel (ahli diidk Jerman) berpendapat bahwa fantasi itu perlu dan penting sekali dikembangkan pada diri anak-anak karena anak-anak diperbolehkan memilih dan menggunakan alat-alat permainan di sekolahnya dengan bebas.
4.        Perasaan
Perasaan adalah gema psikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman dan setiap daya psikis yang lain. Perasaan merupakan daya yang sangat penting dibandingkan pada daya pengamatan, ingatan, dan fantasi. Intensitas perasaan adalah kuat lemahnya perasaan yang dihayati seseorang tidak sama dengan orang lain meskipun mungkin obyeknya sama. Jika suatu perasaan pada seseorang menjadi sangat kuat disebut afek. Kant membedakan afek menjadi:
a.         Afek Stenis, ialah yang dapat menimbulkan kekuatan dan menghebatkan perbuatan-perbuatan seseorang, misal: orang yang marah sekali.
b.         Afek Astenis, ialah yang membawa persaan kehilangan kekuatan pada diri seseorang, misal: orang sangat sedih.
Sumber Buku:
Purwanto, Muhammad Ngalim, drs. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rosda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar