Mengapa Manusia Berinteraksi dengan Dunia Luar
Mengapa Manusia Berinteraksi dengan Dunia Luar
A. TENAGA-TENAGA
PENDORONG PADA MANUSIA
Dorangan nafsu (diften)
ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan mengejar kepuasaan dengan jalan
mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai yang
tertentu.
Dalam garis besarnya, dorongan nafsu dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
1.
Dorongan
Nafsu Mempertahankan Diri: mencari
makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap
sehat, mencari kehidupan untuk hidup tetap aman, dsb.
2.
Dorongan
Nafsu Mengembangkan Diri: dorongan ingin tahu, melatih dan mempelajari sesuatu
yang belum diketahuinya.
3.
Dorongan
Nafsu Mempertahankan Jenis: terjelma dalam adanya perjodohan dan perkawinan
serta dorongan untuk memilihara dan mendidik anak-anak.
Ada
pula yang membagi dorongan nafsu menjadi 4 macam, yaitu:
1.
Dorongan
Nafsu Vital (Hayati): ialah daya pendorong dalam diri manusia yang diarahkan
pada tercapainya nilai-nilai atau benda-benda yang berfaedah bagi organisme
(jasad).
2.
Dorongan
Nafsu Egois: nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan
kepada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung
jawab.
3.
Dorongan
Nafsu Sosial: nafsu ini mendorong manusia untuk berkumpul dan mengadakan kontak
dengan manusia lain, berupa persahabatan, perkawinan, dsb.
4.
Dorongan
Nafsu Supra Sosial: dorongan nafsu ini
diarahkan kepada penghayatan atas perhubungan dengan Yang Maha Kuasa,
sebagai asal segala yang ada.
B. DAYA-DAYA/ALAT-ALAT
INTERAKSI MANUSIA DENGAN DUNIA LUAR
Macam-macam daya yang terpenting, antara lain:
1.
Pengamatan
Pengamatan
ialah suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui atau
dengan menggunakan alat indera. Fungsi pengamatan ini disebut fungsi reseptif
(menerima) dan berlaku pada masa sekarang. Faktor-faktor penyebab terjadinya
suatu pengamatan:
a. Perangsang
b. Alat indera
c. Otak
d. Perhatian
2.
Ingatan
Daya
ingatan adalah daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesan-kesan. Dari hasil penyelidikan
psikologi, bahwa ingatan pada anak-anak dibawah umur 10 tahun pada umumnya
masih tercampur dan dikuasai oleh fantasinya. Ingatan anak yang berkembangan
dengan baik diantara umur 10-14 tahun. Diatas umur 14 tahun kekuatan menerima
pelajaran masih selalu bertambah, tetapi kekuatan mengingat-ingat makin
berkurang (terutama ingatan mekanisnya).
3.
Fantasi
Fantasi
ialah daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang
baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada. Menurut Montessori
(seorang ahli didik Italia), berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik
dikembangkan pada diri anak-anak karena melatih fantasi pada anak-anak itu
berarti mengajar berdusta. Sedangkan Frobel (ahli diidk Jerman) berpendapat
bahwa fantasi itu perlu dan penting sekali dikembangkan pada diri anak-anak
karena anak-anak diperbolehkan memilih dan menggunakan alat-alat permainan di
sekolahnya dengan bebas.
4.
Perasaan
Perasaan
adalah gema psikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman dan setiap
daya psikis yang lain. Perasaan merupakan daya yang sangat penting dibandingkan
pada daya pengamatan, ingatan, dan fantasi. Intensitas perasaan adalah kuat
lemahnya perasaan yang dihayati seseorang tidak sama dengan orang lain meskipun
mungkin obyeknya sama. Jika suatu perasaan pada seseorang menjadi sangat kuat
disebut afek. Kant membedakan afek
menjadi:
a.
Afek
Stenis, ialah yang dapat menimbulkan kekuatan dan menghebatkan perbuatan-perbuatan
seseorang, misal: orang yang marah sekali.
b.
Afek
Astenis, ialah yang membawa persaan kehilangan kekuatan pada diri seseorang,
misal: orang sangat sedih.
Sumber
Buku:
Purwanto, Muhammad Ngalim, drs. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rosda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar