ALIRAN IDEALISME DALAM ILMU FILSAFAT
Filsafat
adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Didalam
ilmu filsafat terdapat beberapa aliran-aliran. Yang disetiap alirannya memiliki
pandangan yang berbeda pada hakikat kenyataan, aliran-aliran itu meliputi
diantaranya aliran Materialisme, Idealisme, Realisme, dan
Pragmatisme. Dalam aliran Materialisme berpendapat bahwa kenyatan
yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya
kenyataan spiritual. Idealisme adalah sebuah istilah yang digunakan pertama
kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. ia menerapkan istilah ini pada
pemikiran Plato, Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang
yang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Aliran idealisme
merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Kata “Idealisme”
berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa, jadi
pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal
yang materi dan fisik.
Idealisme
termasuk aliran filsafat pada abad modern. Idealisme berasal dari bahasa
Inggris yaitu Idealism dan kadang juga dipakai istilahnya mentalism atau
imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibnez
pada mula awal abad ke-18. Leibniz memakai dan menerapkan istilah ini pada
pemikiran Plato, secara bertolak belakang dengan materialisme Epikuros.
Idealisme ini merupakan kunci masuk hakekat realitas.
Idealisme diambil dari kata ide yakni sesuatu yang hadir
dalam jiwa. Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau aliran yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya
dengan jiwa dan roh. Menurut paham ini, objek-objek fisik tidak dapat dipahami
terlepas dari spirit. Ada pendapat lain yang mengatakan, idealisme berasal dari
bahasa latin idea, yaitu gagasan, ide. Sesuai asal katanya menekankan gagasan,
ide, isi pikiran, dan buah mental.
Aliran Idealisme pertama kali di perkenalkan oleh Leibniz
pada awal abad ke 18, aliran ini merupakan aliran yang penting dalam
perkembangan sejarah manusia. Secara historis aliran idealisme pertama kali
timbul pada abad 4 sebelum masehi yang oleh Plato yang tinggal di kota Athena.
Athena, slama plato hidup adalah kota yang dalam keadaan peralihan atau
transisi, peperangan bangsa Persia telah mendorong Athena memasuki era
baru.Seiring adanya peperangan-peperangan tersebut, perdagangan dan perniagaan
tumbuh subur dan orang asing tinggal di penginapan-penginapan di athena untuk
meraih keuntungan kekeyaan dalam jumlah yang melimpah. Dengan adanya hal ini
muncul banyak gagasan-gagasan baru dalam budaya banga Athena. Gagasan baru
tersebut dapat mengarahkan bangsa Athena untuk mengkritisi pengetahuan dan
nilai-nilai tradisonal.
Saat itu
pula muncul kelompok-kelompok dari kalangan pelajar, yang ajarannya berfokus
pada Individualisme, karena mereka menyiapkan warga Athena utuk menghadapi
peluang terbentuknya masyarakat niaga. Penekannya terletak pada Individualisme,
hal ini disebabkan karena adanya pergeseran dari budaya lama kearah Relativisme
dalam bidang kepercaan diri dan nilai. Beberapa tokoh aliran Idealisme
diantaranya adalah Plato (477-347 Sb.M)
yang juga menjati pencetus aliran idealisme, Immanuel Kant (1724-1804), Pascal
(1623-16620, J.G Fichte (1762 – 1914).
Aliran idealisme kenyataanya sangat identik dengan alam
dan lingkungan sehingga melahirkan 2 macam realita :
1. Yang
tampak : apa yang kita alami dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan
pergi, hidup dan mati dll.
2. Realitas
sejati : merupakan sifat yang kekal dan sempurna (ideal). Gagasan dan pikiran
yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian
kemutlakan dan kesejatian kedudukan-kedudukan lebih tinggi dari yang nampak,
karena ide merupakan wujud yang hakiki.
Idealisme
Secara
epistemologi, istilah Idealisme berasal dari kata idea yang artinya adalah sesuatu yang hadir dalam jiwa (Plato),
jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan
hal-hal yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala
psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi.
Idealisme
merupakan salah satu aliran filsafat tradisional yang paling tua. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat
yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata
bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan
bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita
melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta
menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak
mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan
idea. Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang
asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme
adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang
dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat
absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material.
Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian
jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia
menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan
materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat
yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh
atau sukma. Sedangkan, pokok utama yang diajukan oleh idealisme adalah jiwa mempunyai
kedudukan yang utama dalam alam semesta. Sebenarnya, idealisme tidak
mengingkari materi. Namun, materi adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan
bukan hakikat.
Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa
pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan
kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya. Dengan kata lain
pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena
dunia adalah tiruan belaka, sifatnya hanya maya (bayangan) yang menyimpang dari
kenyataan sebenarnya.
Idealisme sebagai
Filsafat Pendidikan
Idealisme menekankan
akal, sebagai hal yang lebih didahulukan dari pada materi, bahwa akal itulah
yang benar dan materi hanyalah
merupakan produk sampingan. Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari
ide-ide, pikiran-pikiran, akal atau jiwa dan bukan benda material dan kekuatan.
Dalam hubungannya dengan pendidikan, idealisme memberikan sumbangan yang besar
terhadap teori perkembangan pendidikan, khususnya filsafat pendidikan. Filsafat
idealisme diturunkan dari filsafat metafisik yang menekankan pertumbuhan
rohani. Kaum idealis percaya bahwa anak merupakan bagian dari alam spiritual,
yang memiliki pembawaan spiritual sesuai potensialitasnya. Oleh karena itu,
pendidikan harus mengajarkan hubungan antara anak dengan bagian alam spiritual.
Pendidikan harus menekankan kesesuian batin antara anak dan alam semesta.
Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia yang ideal.
Pendidik yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidik
harus memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat.
Filsafat
idealisme pada abad ke-19 secara khusus mengajarkan tentang kebudayaan manusia
dan lembaga kemanusiaan sebagai ekspresi realitas spiritual. Bagi aliran
idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk
spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa
apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat
utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual.
Secara umum pendidikan idealisme merumuskan tujuan
pendidikan sebagai pencapaian manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki
taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal. Pendidikan idealisme untuk
individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki
kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna,
hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan
tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan
seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya,
namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan
kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan
tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual
dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang
berkaitan dengan Tuhan.
Metode yang digunakan
oleh aliran idealisme adalah metode dialektik. Metode mengajar dalam pendidikan
hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala mendorong berfikir reflektif,
mendorong pilihan-pilihan morak pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan
berfikir logis, memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk
masalah-masalah moral dan sosia, miningkatkan minat terhadap isi mata
pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.
Dalam setiap aliran
pendidikan terdapat kelebihan dan kekurangan di setiap aliran-alirannya, adapun
kelebihan dalam aliran idealisme, aliran ini dapat meningkatkan daya pemikiran dari segi menghasilkan ide yang
benar dan boleh dipakai. Dan kekurangan aliran ini yaitu aliran idealisme
memiliki anggapan terhadap suatu nilai atau kebenaran itu kekal abadi.
Pengaruh idealisme dalam pendidikan
Dalam proses pendidikan, kaum idealis mengingikan agar
pendidikan jangan hanya merupakan masalh pengembangan atau menumbuh kembangkan,
melainkan harus digerakkan kearah tujuan, yaitu suatu tujuan dimana nilai telah
direalisasikan kedalam bentuk yang kekal tidak terbatas.
Nilai-nilai pendidikan, menurut kaum idealis adalah penglahiran (cetusan)
dari susunan atau system yang kekal abadi yang memiliki nilai-nilai dalam
dirinya sendiri.
Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme
sebagai berikut :
1). Tujuan Pendidikan, Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk
karakter, dan mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial
2). Kedudukan Siswa, Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
dasarnya/bakatnya.
3). Peranan Guru, Bekerja sama dengan alam dalam proses pengembangan
manusia, terutama bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan
siswa
4). Kurikulum, Pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan rasional,
dan pendidikan praktis untuk memproleh pekerjaan
5). Metode, Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif
dapat dimanfaatkan.
Idealisme menurut filsafat (philosophy) adalah sebuah
teori tentang realitas dan pengetahuan yang menjelaskan tentang kesadaran, atau
pemikiran yang immaterial (tidak bersifat kebendaan), dan mempunyai fungsi
utama dalam aturan dunia. Aliran Idealisme sangat mementingkan eksistensi akal
pikiran manusia sebab pikiran manusialah yang menjadi sumber ide.
Beberapa tokoh pada Aliran Idelisme adalah Plato (428-348 SM), George
Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant (1725-1804), dan George wilhelm Friedrich
Hegel (1770-1831).
Ada tiga kelompok dalam Aliran
Idealisme. Pertama, kelompok Berkeleian Idealisme yang dibangsakan kepada
Berkeley. Kedua, kelompok Transcendental Idealism, istilah in berasal dari
Immanuel Kant yang dalam teorinya tentang dunia eksternal. Dan yang ketiga,
kelompok Idealisme obyektif, juga
terkadang disebut Idealisme Absolut. Ini adalah sejenis idealisme yang pertama
sekali dikembangkan oleh Hegel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar